Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya, H M Jemadi MA MPd saat memberikan pencerahan di Kajian Ahad Pagi PCM Wiyung. (Ali/PWMU.CO)
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya, H M Jemadi MA MPd saat memberikan pencerahan di Kajian Ahad Pagi PCM Wiyung. (Ali/PWMU.CO)

sdmlimas.sch.id – Jelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriyah Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wiyung mengadakan Kajian Ahad Pagi dengan bahas Qurban dan Maknanya bagi Persyarikatan bersama wakil ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya, H M Jemadi MA MPd di Masjid At Taqwa SD Muhammadiyah 15 Surabaya (SDM Limas) (1/6/2025).

Kegiatan ini diikuti segenap PCM Wiyung, segenap Pimpinan Majelis PCM Wiyung, Pimpinan Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah (PC ‘Aisyiyah, PC NA, PC PM, PC IPM, Kwarcab HW) Cabang Wiyung, Pimpinan dan Anggota Ranting Muhammadiyah serta ‘Aisyiyah se-Cabang Wiyung.

Diikuti juga oleh kepala sekolah beserta guru dan karyawan Perguruan Muhammadiyah Wiyung (Daarul Hufaadz, TK ‘Aisyiyah 31, SDM 15, SMPM 17 dan SMAM 9), kepala dan karyawan LKSA KH Mas Mansyur dan ‘Aisyiyah Wiyung, segenap Takmir Masjid/Musala se-Cabang Wiyung dan Simpatisan Muhammadiyah.

Ketua PCM Wiyung, H Suri Marzuki SE, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran ustadz Jemadi sebagai penyaji, bapak ibu seluruh peserta kajian Ahad pagi dan para kader Persyarikatan Muhammadiyah cabang Wiyung yang saat ini sudah hadir.

“Di hari yang penuh syahdu dalam kondisi mendung ini semoga bisa memberikan semangat kita untuk menuntut ilmu bersama narasumber yang kompeten sesuai dengan materi yang nanti akan dibahas, harapan kami sebagai PCM Wiyung, mari kita tingkatkan keaktifan dan istiqamah dalam kegiatan kajian yang setiap bulan kita laksanakan,” seru Abah Suri panggilan akrabnya.

Pada sesi materi kajian Ahad pagi, Jemadi panggilan akrabnya, mengawali dengan bercerita kehidupan di Muhammadiyah, latar belakang berdirinya Muhammadiyah, dan Muhammadiyah yang dikenal sebagai gerakan Islam, gerakan dakwah amar makruf nahi munkar, dan gerakan tajdid atau pembaruan.

“Bapak ibu materi yang kita bahas pada kajian kali ini sesuai dengan momennya, yaitu Makna Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Dalam Gerakan Muhammadiyah, ada tujuh katagori agar kita bisa memahami makna pengorbanan kisah nabi Ibrahim dan putranya nabi Ismail, terutama saat menjalankan roda organisasi Muhammadiyah,” ungkap aktivis yang dibesarkan di lingkungan Muhammadiyah.

Ketujuh kategori tersebut di antaranya:

  1. Menjaga Nilai Tauhid dan Menolak Kemusyrikan, dalam al-Quran surat An-Nahl ayat 120.
    اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ كَانَ اُمَّةً قَانِتًا لِّلّٰهِ
    حَنِيْفًاۗ وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۙ
    Ibrahim dikenal sebagai bapak tauhid, yang menghancurkan berhala dan menegakkan keesaan Allah.
    Warga Muhammadiyah konsisten membersihkan praktik syirik, bid’ah, dan khurafat serta menghidupkan kembali Islam yang murni dan rasional.
  2. Ketulusan dan Ketaatan Total kepada Perintah Allah, terdapat dalam al-Quran surat as-Saffat ayat 103–105.
    فَلَمَّاۤ اَسۡلَمَا وَتَلَّهٗ لِلۡجَبِيۡنِۚ‏
    وَنَادَيۡنٰهُ اَنۡ يّٰۤاِبۡرٰهِيۡمُۙ‏
    صَدَّقۡتَ الرُّءۡيَا ۚ اِنَّا كَذٰلِكَ نَجۡزِى الۡمُحۡسِنِيۡنَ‏
    Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menunjukkan ketulusan dan ketaatan mutlak terhadap perintah Allah, meski sangat berat
    (penyembelihan anak).Warga Muhammadiyah harus meneladani ketulusan itu dalam menjalankan dakwah dan tajdid (pembaharuan), meski menghadapi tantangan dan ketidakpopuleran.
  3. Semangat Berkorban Demi Misi Besar.
    Keduanya rela berkorban demi menjalankan amanah Allah, demi generasi dan peradaban yang lebih baik. Pengorbanan warga persyarikatan berupa waktu, tenaga, dan harta untuk pendidikan, kesehatan, dan sosial keumatan adalah bentuk jihad modern.
    “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”. (HR. Ahmad, Thabrani; hasan menurut Al-Albani)
  4. Keteladanan dalam Membangun Peradaban Berbasis Iman, sebagai disebutkan dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 127.
    وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّاۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
    Ibrahim dan Ismail membangun Ka’bah—simbol peradaban tauhid.
    Pembangunan sekolah, rumah sakit, dan universitas Muhammadiyah adalah bentuk aktualisasi nilai-nilai Islam dalam peradaban.
  5. Pendidikan Karakter dan Generasi Rabbani, sebagaimana dalam Al Qur’an surat As-Saffat ayat 102.
    فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
    Ismail dididik menjadi anak yang saleh, taat,dan siap menjalankan perintah Allah sejak kecil.
    Komitmen Muhammadiyah dalam membina generasi muda (melalui IMM, IPM, NA, dll.) adalah bagian dari membentuk generasi rabbani yang taat dan produktif.
  6. Konsistensi dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar, dalam al-Quran surat Ali Imran ayat 110.
    كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ
    Ibrahim dan Ismail tidak hanya taat pribadi,tapi juga berdakwah menentang penyimpangan masyarakat.
    Muhammadiyah tegak di atas prinsip amar ma’ruf nahi munkar melalui dakwah bil lisan dan bil hal (langsung maupun lewat aksi sosial).
  7. Keikhlasan sebagai Pilar Gerakan.
    “Sesungguhnya setiap amal tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan …”. (HR. Bukhari dan Muslim)
    Ibrahim dan Ismail ikhlas karena Allah, tanpa pamrih duniawi. Gerakan Muhammadiyah bersifat ikhlas, mandiri, dan tidak menggantungkan dakwah pada kepentingan politik atau kekuasaan.

“Terakhir bapak ibu sekalian, pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail adalah teladan besar dalam menjalankan dakwah dan membangun peradaban Islam,” tuturnya.

“Warga Muhammadiyah sebagai penerus semangat tajdid harus terus menegakkan nilai-nilai tauhid, amar ma’ruf nahi munkar, dan pembaharuan untuk kejayaan umat Islam dengan semangat ikhlas dan penuh pengorbanan,” imbuhnya sambil tersenyum berpamitan.(*)

Penulis Ali Shodiqin Editor Zahrah Khairani Karim

pwmu.co

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini