Mationo MA, guru Sekaligus Wakasek Sinergi SD Muhammadiyah 15 Surabaya (SDM Limas) saat memberikan siraman rohani dalam Silaturahim Gukar SDM Limas
Mationo MA, guru Sekaligus Wakasek Sinergi SD Muhammadiyah 15 Surabaya (SDM Limas) saat memberikan siraman rohani dalam Silaturahim Gukar SDM Limas

sdmlimas.sch.id – Guna menjalin silaturahim dan merajut ukhuwah Islamiyah antar ustadz dan ustadzah, guru dan karyawan SD Muhammadiyah 15 Surabaya (SDM Limas) yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali melalui kocokan. Bulan Agustus ini, tiba kocokan Ustadz Sholikin MPdI yang bertempat di Kebon Kota Surabaya, Sabtu (24/8/2024).

Sebagai tuan rumah, Sholikin (panggilan akrabnya) menyampaikan terima kasih banyak atas kehadiran ustad dan ustadzah guru dan karyawan SDM Limas.

“Tempat ini sudah lama ku idam-idamkan, akhirnya di bulan ini saya bersama keluarga bisa menempatinya bersama teman-teman semua. Yuk kita tetap semangat lestarikan jalin silaturahim lewat arisan keluarga besar SDM Limas. Habis siraman rohani silakan dinikmati sajian ramah tamah yang sudah kita siapkan, mohon maaf jika ada kekurangan dan kekhilafan,” ujar ustadz yang juga sebagai Kepala SDM Limas tersebut.

Sesuai rundown, acara silaturahim arisan keluarga besar SDM Limas,  MC Syaifuddin MPd memberikan kesempatan kepada Ustadz Mahbud untuk melantunkan ayat-ayat suci al-Qur’an.

Acara kemudian berlanjut dengan sambutan tuan rumah. kemudian siraman rohani, pembacaan do’a, pengocokan arisan bulan depan, dan yang mendapatkan hasil kocokan  untuk bulan depan adalah Ustadzah Indah Fatmawati SAg, guru kelas 1. Ramah tamah menjadi penutup pada kegiatan arisan kali ini.

Siraman Rohani: Peringati Kemerdekaan, Tingkatkan Ketauhidan

Dalam siraman rohani selama tujuh menit yang diisi Ustadz Mationo MA, guru kelas 4 sekaligus sebagai wakil kepala sekolah bersinergi, ustadz Yono (panggilan akrabnya) mengangkat tema “Kemerdekaan Yuk Kita Jadikan Peningkatkan Nilai Tauhid”.

Bulan Agustus adalah bulan peringatan kemerdekaan Untuk memperingati kemerdekaan  boleh saja dengan sewajarnya. Mensyukuri nikmat kemerdekaan supaya ditambah nikmat kita dan mencontoh karakter para pahlawan.

Tapi ada yang lebih penting diteladani yaitu saat 79 yang lalu, para pahlawan berjuang memperebutkan kemerdekaan dengan pekik merdeka dan Allahu akbar.

“Allahu Akbar, satu kata tauhid  bahwa para pahlawan yakin kemerdekaan yang diraih atas pertolongan dan rahmat dari Allah. Itu tertuang juga dalam pembukaan UUD 1945. Ini yang harus kita dijadikan momen untuk meningkatkan nilai tauhid kita. Orang yang bertauhid akan yakin dengan firman Allah,” tuturnya.

Memang takdir kita sudah tertulis di lauhil mahfudz. tapi al-Qur’an memberikan Sunnatullah sebab akibat. Ingat di balik kesulitan ada kemudahan, meningkatkan takwa akan memperoleh rezeki yang tidak di sangka-sangka. Bila punya sahabat yang shalih akan dapat menjadi syafaat bagi kita di akhirat.

“Seperti kisah sahabat Umar bin Khattab dan Abu Bakar Ashidiq bertemu di dunia, bertetangga di surga. Oleh karena itu, mari momen kemerdekaan ini kita jadikan meningkatkan nilai tauhid kita. Kita pantaskan diri kita saat menghadap Allah.,” imbuh Ustad Yono sambil tersenyum. (*)

Penulis Ali Shodiqin Editor Wildan Nanda Rahmatullah

pwmu.co

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here