sdmlimas.sch.id – Pada kajian Ahad Pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wiyung yang berlangsung di Masjid At-Taqwa SD Muhammadiyah 15 Surabaya, 2 Februari 2025, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr. Sholihin Fanani memberikan wawasan mengenai tantangan dakwah Muhammadiyah di era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) dan Post-Trust.
Kiai Sholihin, panggilan akrabnya menjelaskan, dakwah Muhammadiyah kini dihadapkan pada tantangan global yang lebih besar, seperti ketidakpastian (uncertainty), gejolak (volatility), kompleksitas (complexity), dan ambiguitas (ambiguity). Perubahan besar yang cepat dan sulit diprediksi menambah tantangan dakwah.
Selain itu, perkembangan media digital membuat informasi agama lebih mudah tersebar, baik yang benar maupun yang salah.
“Bapak ibu sekalian tantangan dakwah Muhammadiyah semakin hari semakin berat karena dakwah Muhammadiyah tidak menghadapi tantangan dari individu atau kelompok orang yang tidak suka dengan dakwah Muhammadiyah tetapi kita sekarang menghadapi satu era yang disebut dengan era VUCA dan Post-Trust,” ungkapnya sambil ngajak jadi kader Muhammadiyah yang faham ideologi Muhammadiyah.
Sholihin juga mengungkapkan, era post-trust adalah zaman dimana kepercayaan pribadi lebih dominan daripada kebenaran faktual. Informasi yang tidak terverifikasi, hoaks, dan polarisasi semakin sering muncul, membuat dakwah semakin sulit dan rentan.
Dalam menghadapi tantangan ini, Muhammadiyah perlu mengandalkan prinsip-prinsip dasar, seperti kolektivitas, humanitas, dan spiritualitas.
“Organisasi ini juga harus memperkuat militansi kadernya dan mengatasi tantangan internal seperti rendahnya komitmen warga Muhammadiyah, kurangnya dorongan untuk berkaderisasi, dan konflik internal,” jelasnya.
Tantangan eksternal juga tak kalah besar, dengan munculnya ideologi dan kekuatan yang berusaha melemahkan peran Muhammadiyah, seperti sekularisasi dan liberalisasi dalam berbagai aspek kehidupan.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Sholihin mengajak seluruh umat untuk berinovasi dalam dakwah, memanfaatkan media sosial, serta bekerja sama antar lembaga dakwah. Kreativitas dan ketajaman membaca perubahan zaman sangat diperlukan untuk menjaga relevansi dakwah Muhammadiyah.
Di akhir kajian, Kiai Sholihin berharap agar umat Islam selalu istikamah dalam berdakwah dan berjuang untuk kebaikan umat, serta terus memperkuat organisasi Muhammadiyah.
Adapun materi kajian Kiai Sholihin juga disajikan pada poin poin sebagai berikut;
Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah:
1. Memerangi kebodohan.
2. Memerangi kemiskinan.
3. Memurnikan ajaran Islam.
4. Membentuk manusia seutuhnya.
5. Membendung pengaruh dari luar.
Diantara Kekuatan Muhamamadiyah:
✓ Prinsip-prinsip keagamaannya
✓ Militansi penggeraknya
✓ Sistem organisasinya ✓ Kiprah dakwahnya
✓ Kiprah AUM-nya
Nilai-nilai Dasar Muhammadiyah Meliputi:
1. Kolektifitas
2. Humanitas
3. Spiritualitas
4. Moralitas
5. Profesionalitas
Lima Cara Ber-Muhammadiyah:
1. Berislam => Kaffah
2. Berorganisasi =>
3. Amanah Berdakwah => istiqamah
4. Berjuang => Sabar
5. Berkorban => Ikhlas
Apa tantangan dakwah saat ini? Munculnya organisasi-organisasi dakwah yg meniru gaya dakwah Muhammadiyah yg tidak menggunakan nama Muhammadiyah. Informasi yang tidak terverifikasi dengan benar. Dinamika berfikir kritis masyarakat. Perubahan tuntutan masyarakat semakin tinggi.
Tantangan Internal Muhammadiyah :
1. Rendahnya komitmen dan militansi warga Muhammadiyah dalam menyebarluaskan paham Muhammadiyah.
2. Banyak warga Muhammadiyah yang merasa malu menyebut dirinya sebagai warga Muhammadiyah, apalagi ketika menjadi pejabat di instansi pemerintah.
3. Banyak kaum muda Muhammadiyah yang enggan menjadi aktivis Muhammadiyah, bahkan lebih bangga dan nyaman masuk di organisasi di luar Muhammadiyah yang kadang cenderung menghambat dakwah Muhammadiyah.
4. Banyak tokoh atau pimpinan Muhammadiyah yang tidak mendorong putra-putrinya menjadi aktivis Muhmmadiyah dan bahkan memfasilitasi aktif di luar Muhammadiyah.
5. Banyaknya konflik dan sayarat kepenrtingan sehingga menjadikan organisasi kurang terurus dan menyebabkan menadeknya dakwah Muhammadiyah.
6. Kurangnya jiwa pengorbanan warga Muhammadiya untuk turut membesarkan Muhammadiyah.
7. Banyak tokoh atau pimpinan Muhammadiyah yang tidak mendorong putra-putrinya menjadi aktivis Muhmmadiyah dan bahkan memfasilitasi aktif di luar Muhammadiyah.
8. Banyaknya konflik dan sayarat kepenrtingan sehingga menjadikan organisasi kurang terurus dan menyebabkan menadeknya dakwah Muhammadiyah.
9. Kurangnya jiwa pengorbanan warga Muhammadiya untuk turut membesarkan Muhammadiyah.
10. Kaderisasi yang lambat untuk menyiapkan penerus perjuangan Muhammadiyah.
Tantangan Dakwah Eksternal :
✓ Liberalisas kekuasaan ✓ Liberalisasi ekonomi ✓ Liberalisasi politik
✓ Liberalisasi informasi ✓ Sekulerisasi pemikiran
✓ Sekulerisasi keagamaan
Bagaimana menghadapi tantangan dakwah?
1. Innovasi dalam dakwah
2. Memanfaatkan media sosial
3. Membaca perubahan
4. Kerjsama antar lembaga dakwah
5. Kreatif dalam menyampaikan dakwah.
(ali shodiqin)