sdmlimas.sch.id – Pembelajaran Luar Kelas (PLK) Aplikatif Learning untuk kelas 4 SD Muhammadiyah 15 Surabaya (SDM Limas) pada Kamis, 21 November 2024 lalu, berlangsung di Puspa Lebo dan Museum Mpu Tantular, Jln Buduran, Sidoarjo.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh murid kelas 4 beserta ustad dan ustadzah, baik guru kelas maupun pendamping pelajaran.
Menurut Koordinator PLK kelas 4, Yeny Hardianti Rahayu SPd, kegiatan ini bertujuan untuk membantu peserta didik menginternalisasikan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
. “Pembelajaran Aplikatif Learning juga bertujuan untuk membantu generasi muda berperan secara aktif, kreatif, dan inovatif, memperbaiki karakter bangsa, serta memberikan bekal bagi generasi berikutnya,” ujar Ustadzah Yeni, panggilan akrabnya.
Salah satu peserta PLK, Aisyah Bilqis Aura Qanita, murid kelas 4 Abu Bakar Ashidiq, menceritakan pengalaman serunya selama kegiatan. Di Puspa Lebo, mereka belajar cara mencangkok tanaman, melihat banyak tumbuhan di green house, kebun jagung, kebun jambu kristal, dan lainnya.
“Kami juga belajar membuat es krim dari kunyit, mencicipi semangka yang sangat segar, dan meminum teh bunga Telang yang menyehatkan. Kegiatan ini sangat seru, menyenangkan, dan memberi banyak ilmu,” ujar Bilqis.
Setelah dari Puspa Lebo, para peserta melanjutkan kegiatan ke Museum Mpu Tantular. Bilqis juga menceritakan, mereka diajak untuk sholat dhuhur berjamaah dan makan siang bersama ustad dan ustadzah. Setelah itu, mereka menonton video sejarah peninggalan kerajaan di Gedung Galeri Von Faber.
“Kemudian kami keliling museum dengan pemandu dan ustadz ustadzah. Di sana banyak sekali informasi dan benda-benda kuno yang bisa kami lihat,” tambah Bilqis dengan senyum.
Seluruh peserta dan ustadz ustadzah sangat antusias mengikuti kegiatan PLK ini. Mereka merasa senang dan terhibur dengan hal-hal baru yang mereka lihat dan pelajari.
Kegiatan ini memberikan mereka kesempatan untuk mempraktekkan dan melihat langsung hal-hal yang selama ini hanya dipelajari dalam teori di ruang kelas.
(Ali Shodiqin/AS)
